Extra Part 4: Matii Sajakah?

2028 Kata

"Dijodohin gimana?" Ya ampun. Humaira sedang ada di situ lagi, duh. Memangnya boleh dia mendengarkan prahara di rumah majikan ibu? Mau hengkang, tetapi pekerjaannya belum selesai. Huma sedang cuci piring bekas makan siang mereka. Di hari pertama Huma kerja bantu-bantu ibu, dia masih belum melihat Jagat atau bahkan Rajen di sini. Hanya ada adik-adik mereka saja yang sopan dan santun. "Nggak, nggak. Mami nggak setuju, Pi." Itu Nyonya Dikara yang bilang. Oh, ya, ralat. Nggak boleh sebut 'nyonya' katanya, panggil tante saja. Aneh, tidak? Hanya karena Humaira tidak jauh umurnya dari si kembar Jagat-Rajen. Ya, Huma, sih, manut saja. "Papi juga nggak setuju, tapi masalahnya kita bahkan nggak ada kuasa buat itu." "Kenapa nggak ada? Mereka anak kita. Kita lebih berhak atas anak-anak daripada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN