"Bi." "Eh, iya, Den?" Rajen menghampiri ART mami. Ibu Kak Huma ini sedang mencuci. "Kenapa Bibi lakuin itu?" Rajen bicara dengan nada tenang. "Maksudnya, Den?" "Nyebarin berita soal Humaira sama om-om di sekolah." Tatapan Rajen sebetulnya lebih mirip Dikara, tetapi kelakuannya tidak serta-merta macam sang mami. "Tapi apa itu beneran?" "Hah? Oh ... anu. Bibi cuma mau Huma pulang. Bisa dikata, itu cuma gertakan." Rajen manggut-manggut. "Tapi saya yang dituduh nyebarin berita itu, lho." Mata ibu Huma membola. "Dan wajah saya yang disiram es teh sama anak Bibi." "A-astagfirullah!" Ibu Huma menutup mulutnya dramatis. Sementara itu, Jagat menguping. Jadi benar bukan Rajen? Syukurlah. Hati kecil Jagat masih merasa bahwa semua kemalangan Kak Huma adalah ulah Rajendra, bahkan yang terakh