Huma tidak nyaman. Malam adalah waktu yang paling ingin dirinya skip. Habisnya ... berduaan sama Rajen. Di kamar pula. Kamarnya tempat kejadian hari itu lagi. Walau posisi Huma di kursi belajar dan Rajen di sofa, tetap saja tidak nyaman. "Udah sembuh?" Akhir-akhir ini kenapa, ya, Rajen jadi suka membuka percakapan dengannya? "Udah." Mereka tidak saling menoleh, tak pula saling melirik. Tatapan masing-masing fokus di kegiatan, Rajen mengetik, Huma menulis. "Semalam sampai ngigau." Tuh, kan. Rajen memperpanjang obrolan. "Inget apa yang diomongin?" Tuh! Padahal Huma diam. "Nggak." Dan sekarang menjawab. Rajen melahap bolu ketan hitam, sesekali meneguk air minum. "Maaf, Gav." Eh? "Maafin aku." Huma bilang gitu? "Gavandra ...." Praktis Huma menoleh detik itu. Rajen masih fokus d