Rajen terdiam. Barusan dia mendapat telepon dari kontak yang tak disangka-sangka, yakni dari istrinya. Di jam segini pula, mendekati pukul sembilan malam. Rencananya Rajen mau tidur. Well, di sini ada papi. Baru datang tadi beberapa menit lalu. "Angkat aja." Papi mendengar bising suara dering telepon masuk di ponsel Rajen, sedang Rajen malah bengong menatap nama kontak yang menari-nari di layar. Oke, angkat. Dan bibir Rajen masih rapat. Eh, yang di sana terdengar suara-suara isak tangis. Kenapa, tuh? "Halo?" Akhirnya, Rajen bicara duluan. "Kamu sengaja, kan?" Dan diiringi suara 'huhu-huhu' macam orang menangis. Sebenarnya bukan 'huhu-huhu', tetapi ... apa, ya? Bagainana kata yang tepat untuk menggambarkan suara tangis Kak Huma, ya? Intinya, sih, jenis tangis yang ada bunyinya. "Se