Extra Part 44: Tes DNA

1117 Kata

"Jadi lo ayahnya Humaira?" Lelaki itu diam. Daaron menatap antara percaya dan tidak. "Wah ... lo bisa baca isi kepala gue sekarang, nggak, Jal?" Ijal mendengkus. "Kok, bisa? Paling gini isi pala lo." "Iya, lho. Ya, secara ... ibunya Huma itu—sorry, nih, ya. Nggak sekelas." "Ya, emang. Kan, cuma partner ONS juga pas itu. Cantik aja udah cukup, sama sehat." "Anjirr, lo ...." Daaron geleng-geleng kepala. "Sampe pernah ONS-an juga ternyata, ya? Lo nakal lebih dari yang gue kira. Apa kejadiannya sebelum lo mepetin Dikara? Atau—" "Setelah nggak bisa lagi sama dia gara-gara lo tikung." "Dih, sorry. Dari sebelum lo kenal Dikara, dia udah gue pepet duluan. Yang ada kalo lo jadi sama Kara, gue yang kena tikung." Tapi sekarang bukan itu poinnya. "Lagian Huma dua tahun di atas Rajen, lo mai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN