"Positif, Mas Dika. Rafa mau jadi Kakak." Sama seperti reaksiku tadi yang tidak percaya, Mas Dika yang awalnya khawatir dan cemas kini mematung tidak bergerak sama sekali di depan pintu toilet, seperti ingin memastikan jika apa yang baru saja di dengarnya benar-benar nyata, bukan salah dengar atau juga halusinasinya. Aku tersenyum lebar, menunjukkan testpack itu padanya dan memberikannya yang benar-benar seperti patung. Dokter Arini dan Mas Yana yang gemas pada reaksi Mas Dika langsung menepuk keras kedua sisi bahu Mas Dika untuk menyadarkan laki-laki yang menjadi suamiku ini dari bengongnya. Percayalah, jika aku kepikiran untuk mengabadikan mimik wajah dan ekspresi Mas Dika sekarang, pasti semua orang yang melihatnya akan terpingkal-pingkal. "Kamu tahu artinya positif di dalam test

