Mami masih menatapku dengan kening berkerut, ada keraguan terpancar di bola matanya, tak lama Mami menghela napas lalu berjalan mendekatiku, tangannya yang hampir puluhan tahun tidak pernah menyentuhku mulai mendekat dan mengarahkan tangan kanannya ke arah keningku. "Kamu demam sepertinya." "Aku nggak sakit Mi, aku tidak pernah sesadar hari ini. Kenapa sesulit ini mendapat kepercayaan dari keluargaku sendiri, aku paham dan mengerti sikap dan perilaku yang selama ini aku tunjukkan memang sulit untuk dimaafkan tapi..." aku menghela napas untuk mendinginkan emosi yang mulai sulit aku kendalikan, Mami menatapku masih dengan kening berkerut. "Tapi bukannya setiap manusia diberi Tuhan satu kesempatan lagi untuk berubah?" sambungku dengan suara bergetar, kening Mami mulai terlihat normal. Ka