Raymond “Pakai bajumu, Nes.” Mungkin titahku sedikit keras dan menyinggung perasaan Agnes. Namun, aku tidak ingin melakukan hal yang lebih jauh lagi dengannya. Ada pun keinginan untuk melakukan “skidipapap” dengan Agnes memang sempat terlintas di benakku, tetapi itu terjadi sebelum aku tahu Nala hamil. Saat itu suasana hatiku kacau balau dan nyaris frustrasi. Mungkin aku terdengar sangat egois dan hanya memanfaatkan kehadiran Agnes. Iya, aku memang seegois dan sejahat itu. Aku tidak akan membela diri. Agnes bisa saja marah kepadaku. Reaksinya sesaat lalu benar-benar menunjukkan kemarahan. Dia mengenakan kembali kaus hitam tanpa lengannya sambil cemberut. “Maaf, sebaiknya kita tidak melanjutkan ini,” lanjutku kemudian duduk di tepi ranjang memunggungi Agnes. Tidak lama, kudengar sua