Nala Apa yang terjadi pada diriku? Kupaksakan mataku untuk terbuka meskipun rasanya berat sekali. Panas dan nyeri yang kemudian berdenyut di pipi kiri mendorong mataku untuk semakin membuka lebih lebar. Ya, Tuhan! Semakin aku sadar dengan keadaan di sekeliling, semakin banyak dan dalam rasa sakit yang kurasakan. “Na, are you okay?” kudengar suara Eros pelan dan bernada cemas. Aku menoleh ke samping. Kudapati Eros duduk di kursi kayu di sisi tempat tidur sambil memandangiku. Wajahnya tampak menegang dan ... entahlah, tapi ada sesuatu yang tidak bisa k****a dalam ekspresinya. Auw! Kenapa bibirku sulit untuk dibuka? Hanya menipiskannya saja, itu pun dengan gerakan pelan, membuat pipiku jadi sakit. Kuusahakan untuk tidak panik. Tarik napas, buang jauh-jauh. Ya, ampun! Yang harus dibuang