“Mumpung ada dokter Kemala di sini, kamu nggak mau sekalian tanya-tanya Lin soal kehamilan?” Ucapan Dewi membuat Alinka yang sedang bermain dengan ponselnya seketika menoleh. Matanya melebar tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh ibunya tersebut. “Mam! Dokter Kemala kan bukan dokter kandungan,” bisik Alinka pelan karena khawatir kata-katanya mungkin bisa menyinggung perempuan paruh baya di hadapannya saat ini. Dokter Kemala, dokter yang sudah menjadi langganan keluarga Alinka sejak kecil itu tertawa. “Nggak apa-apa kok Alin, kalau tentang hal-hal dasar saya masih bisa bantu,” ucapnya tanpa sama sekali merasa tersinggung. “Eh, bukan gitu dok...” Alinka jadi merasa tidak enak. Masalahnya bukan karena kemampuan atau pengetahuan Dokter Kemala yang Alinka ragukan me