Bab 8

1319 Kata
Suara ponsel berdering di meja makan. Jackson dan Kate yang tengah menyantap sarapan mereka melihat kearah ponsel. Setelah melihat nama Johanna yang keluar di ponsel Jackson. Jackson segera menjauh dari Kate. " Ada apa pagi - pagi sudah telfon?" Jackson melihat kebelakang takut Kate akan mendengar percakapannya. " Apa?!! Ba... bagaimana bisa??!" Wajah Jackson mendadak berubah menjadi khawatir. " Aku akan kesana segera" Jackson kembali menghampiri Kate. " Ada apa?" Tanya Kate yang bingung melihat tingkah Jackson. " Siapkan baju - bajumu. Kita akan ke High Valley" Jackson segera berlalu ke kamarnya dan tak lama Kate mengikuti. Jackson dan Kate segera meninggalkan pusat kota Seattle dan pergi ke High Valley dimana mansion keluarga White berada. Jackson dan Kate tidak mengeluarkan sepatah katapun di mobil. Jackson terlihat sangat serius menyetir. Setelah 3 jam perjalanan, mobil audi hitam Jackson terparkir di garasi milik keluarga White. Melihat kedatangan Jackson, Patrick sang penjaga rumah keluarga White membantu Jackson dan Kate menurunkan barang - barang. Jackson berlari masuk kerumah, Johanna sudah menunggunya di sofa ruang keluarga. " What happened?" " Luke... dia meninggalkan Jessie" Jackson mengepalkan kedua tangannya " Bagaimana bisa?!!!" " Luke bilang dia sudah muak bersama Jessie. Dan ia juga bilang bahwa ia sudah menemukan pengganti Jessie" Jackson semakin emosi mendengar cerita Johanna. " Kurang ajar! Beraninya dia menyakiti adikku yang sedang mengandung anaknya!! Akan ku bunuh dia!!" Mata Johanna tertuju pada sosok perempuan yang sudah melihat Jackson dan Johanna berbicara dari pintu. " Kau mengajaknya?" Tanya Johanna. " Dia bukan masalahnya sekarang. Dimana Jessie?" " Dia dikamar bersama Mom" Jackson menghampiri kamar Jessie dan saat Jackson membuka kamarnya, ia sudah melihat Jessie meringkuk di tempat tidur sedangkan Marissa duduk disamping tempat tidur menatap putrinya sedih. Marissa mendekati Jackson dan memeluknya erat. " Aku akan melindungi adikku bagaimanapun caranya. Luke harus membayar ini semua!” Di ruang keluarga Kate menghadapi Johanna yang tak senang akan kehadirannya. Kate berusaha ramah akan tetapi Johanna berlaku sebaliknya " Aku tidak mengerti. Energi negatif apa yang kau berikan pada keluargaku. Dan sekarang Jessie menerima akibatnya" " Apa maksudmu Johanna?" Kate sama sekali tidak mengerti ucapan Johanna. Johanna menatap sinis Kate dan kemudian pergi tanpa mengatakan apapun. Jackson terlihat berjalan ke arah Kate dan Kate melihat wajah kekesalan terdapat di wajah Jackson. " Ada apa ini? Jessie kenapa?" Jackson menceritakan apa yang dialami Jessie kepada Kate. Kate merasa terkejut mendengarnya, karena menurutnya pasangan Luke dan Jessie adalah pasangan yang bahagia. Apalagi mereka akan kedatangan buah hati mereka. Kate merasa sangat simpati kepada Jessie ia memasuki kamar Jessie dan mencoba untuk menenangkannya. Marissa memohon kepada Kate untuk membuju Jessie makan, semenjak Luke pergi, Jessie tidak menyentuh makannya sama sekali. Semua keluarga takut akan kondisi Jessie dan bayinya yang kian melemah. Kate mendekati Jessie dan memeluknya. Ia mengerti tentang apa yang dialami Jessie. Dan Kate sangat mengerti betul bagaimana perasaan Jessie saat ini. " Jessie... aku mengerti perasaanmu. Tetapi apakau tidak merasa kasian dengan anakmu?" Jessie tidak mengindahkan ucapan Kate. " Jessie, kau boleh bersedih. Tetapi kau harus ingat anakmu membutuhkanmu. Jika kau seperti ini yang menjadi korban adalah anakmu. Makanlah untuk anakmu" perlahan - lahan mata sedih Jessie menatap Kate. Kate mengambil makanan Jessie dan membantu Jessie untuk makan. Semua merasa lega saat Kate berhasil membujuk Jessie untuk makan. Kate keluar dari kamar Jessie dan membawa piring makan ke dapur. Ia menaruh piring kotor di bak cuci dan membersihkan semuanya. Saat dia berbalik, Jackson sudah berdiri dibelakangnya dan menatapnya. Jantung Kate kembali berdetak kencang melihat mata tajam Jackson. " Terimakasih sudah mau membujuk Jessie" mulai Jackson. Kate mengangguk dan tersenyum padanya. Jackson mengamati senyuman Kate yang sedikit menarik hatinya. Ia tersadar dan kembali menatap Kate dingun " Aku akan pergi malam ini bersama Johanna untuk mencari keberadaan Luke. Aku akan kembali besok. Apa kau tidak keberatan disini? Mom dan Dad pasti membutuhkanmu" " Tentu, aku akan menemani mereka disini. Kau pergilah. Jaga dirimu" Jackson mengangguk " Kau juga" ia berbalik dan meninggalkan Kate di dapur. Kate memegang d**a sebelah kiri dan ia merasakan jantungnya berdebar kencang. Melihat Jackson yang sangat protektif kepada Jessie membuat Jackson semakin menarik dimata Kate. Ia bahkan mulai membayangkan jika Jackson melakukan hal yang sama kepada dirinya apabila seseorang menyakiti Kate. Tapi Kate sadar, hati Jackson masih milik Julie. Ia pun sebenarnya sudah mulai bersiap jika ia akan berpisah dengan Jackson suatu saat, meskpun dalam hatinya ia sangat ingin terus bersama Jackson.  --- Rumah keluarga White pagi ini sangat sepi, Jackson dan Johanna belum kembali sejak kemarin sedangkan Marissa dan James pergi ke dokter untuk melakukan check up. Karena James mulai kembali terganggu kesehatannya setelah seharian mencari Luke kemarin dan ia shock melihat putrinya yang sedang mengandung dalam keadaan frustasi. " Trish, Aku rasa aku tidak bisa datang ke kantor saat ini. Aku dirumah mertuaku, ada hal yang harus ku urus sekarang. Bisakah kau bilang padanya tentang kondisiku?” " Tidak ada. Aku baik - baik saja. Tenanglah"  " Thank you Trish" ucapnya lagi. Kate menutup panggilannya dan ia kembali mengetik nama Milan di ponselnya. Sudah beberapa hari ini Milan tidak mengaktifkan ponselnya " Mungkin dia sedang sibuk" batin Kate. " Arggg!!" Terdengar suara kesakitan dari kamar Jessie. Kate bergegas kekamar Jessie dan melihat keadannya. Air ketuban Jessie sudah mengalir deras di seprai tempat tidurnya. " Oh tidak, kau akan melahirkan!" Kate memanggil Patrick dan Sonya untuk membantunya menggotong Jessie ke mobil. Ia meminta Patrick untuk mengantarnya kerumah sakit terdekat. Dimobil ia mencoba menghubungi Marissa dan Jackson. Jackson tidak mengaktifkan ponselnya sedangkan Marissa sedang dalam perjalanan. " Sakittt Katee" Jessie meremas kuat tangan Kate. Kate melihat Jessie tidak tega dengan ekspresi kesakitan dan berkeringat. Kate meminta Jessie untuk mengatur nafas sebisa mungkin. Sesampainya dirumah sakit, Jessie langsung ditangani, Dokter menyarankan agar Jessie segera di operasi karena keadaanya semakin melemah. Kate menyetujuinya dan menandatangani surat persetujuan. Kate menunggu Jessie didepan ruang operasi dengan rasa khawatir. Tak lama Marissa dan James datang, mereka terlihat sekali panik. " Bagaimana keadaan Jessie Kate?" Tanya Marissa. " Tenang Mom. Jessie akan baik - baik saja. Ia akan segera melahirkan" Kate mencoba meyakinkan Marissa dengan memeluknya. Seketika rasa khawatir Marissa menjadi hilang saat ada dipelukan Kate. " Terimakasih Kate. Kau selalu menjadi penyelamat kami" Ucap James. Kate hanya tersenyum. Marissa, James dan Kate menunggu berjam -jam diruang tunggu. Hingga akhirnya seorang dokter keluar untuk menyampaikan keadaan Jessie. "Jessie dan bayinya dalam kondisi stabil dan sehat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, setelah ini pastikan Jessie tidak stress" dokter yang menangani Jessie ternyata adalah teman James. " Tapi untuk sementara waktu kita tunggu sampai ia bangun dan stabil” Mereka semua merasa lega mendengar kabar dari dokter itu. Dokter itu kembali masuk untuk menangani Jessie. Melihat mertuanya yang kelelahan dan sedih. Kate merasa kasihan " Mom Dad, aku rasa sebaiknya kalian istirahat dirumah. Aku akan menjaga Jessie dan akan memberikan kabar untuk kalian tentangnya. Aku tak ingin Mom dan Dad kelelahan" " Oh sayang, terimakasih. Baiklah kami akan pulang kau baik - baik disini ya. Berikan kami kabar tentang Jessie" Marissa dan James kemudian memutuskan untuk pulang. Kate masih menunggu Jessie sadar terdiam di depan ruang operasi. Ia merasa ingin ke toilet dan beranjak mencari toilet terdekat. Akan tetapi ia melihat sosok lelaki diujung ruangan sedang menatapnya. Ia sangat kenal dengan sosok itu. " Luke?" Melihat Kate yang menyadari keberadaannya, Luke segera berlari dan Kate mengejarnya hingga keluar rumah sakit. Langkah Kate terhenti saat seseorang menarik tangannya. Ia melihat Jackson menggenggam tangannya, " Kau mau kemana?" " Lu lu luke! Dia ada disini" Kate menunjuk arah kepergian Luke. Jackson melihat sekitar dan ia tak menemukan apapun " Aku tak melihat siapapun Kate. Lagi pula tidak mungkin Luke disini ia sudah pergi keluar negri" Kate terdiam dan melihat arah Luke pergi. Ia yakin benar bahwa itu Luke. " Ayo kita kembali. Aku akan mengantarmu ke kerumah orang tuaku" ajak Jackson. " Bagaimana dengan Jessie?" " Johanna akan menemaninya. Kau sudah menjaganya seharian ini. Kau butuh istirahat Kate" seketika hati Kate luluh saat Jackson memberinya perhatian. Mereka berjalan menuju mobil Jackson dengan tangannya yang masih mengenggam erat tangan Kate. Kate tak henti - hentinya menatap Jackson. Ia semakin merasa nyaman saat berada disamping suaminya dan tak ingin berada jauh darinya. Mungkin kah Kate sudah membuka hatinya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN