Sesampainya di kantor Al-Fathan, Kalila tak langsung turun dari mobil melainkan mendengarkan ceramah dari Papanya terlebih dahulu. Sebenarnya Pak Ihsan tidak begitu ikhlas putrinya bekerja di perusahaan Elard. Bukan karena tak menyukai pemilik perusahaan tapi takut anak gadisnya membuat ulah. Kalila kembali pada mode setelan pabrik. Setiap hari pasti akan ada gebrakan baru yang dilakukannya. Dan Pak Ihsan yakin jika gebrakan itu tak jauh dari keributan juga perdebatan. "Adek harus lebih sabar lagi menghadapi teman kerja atau atasan yang bersikap kurang ramah. Jangan menumpahkan minuman pada sepatu atasan yang menyebalkan! Selama mereka tidak main fisik abaikan saja. Kalau hanya sindiran anggap suara musik klasik yang sedang diputar." Kalila menyunggingkan senyum lebar, berharap Papa

