Dewa memarkir mobil di pinggir jalan, sebelum pagar rumah Jihan. Setelah mematikan mesin mobil, Dewa melepaskan sabuk pengaman kemudian menoleh pada Jihan. “Sepertinya Abang harus mampir. Tidak enak membawa Jihan pergi sampai malam begini. Abang harus minta maaf sama mama dan papa.” Jihan melirik sekilas sambil melepaskan sabuk pengamannya sendiri. Apa Dewa bilang tadi? Mama dan papa? Saat pacaran pun mentok-mentok memanggil kedua orang tuanya om dan tante. “Tidak apa-apa, Jihan bisa menjelaskan sendiri. Abang langsung pulang saja, bukannya kaki Abang sakit?” “Tidak apa-apa,” kata Dewa sambil tersenyum, lalu Dewa menepuk-nepuk kakinya. “Sudah tidak sakit lagi. Abang sanggup berdiri beberapa jam, bahkan sambil menggendong Jihan pun masih bisa.” Selain perubahan fisik yang kentara sekali,