Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
[Antara hidup dan mati ... apakah itu adalah pilihan?] *** Senyuman itu, tatapan berbinarnya, lekukan bibir yang seirama dengan lagak cerianya. Sean berjalan mendekati sang istri bersama kantung jinjingan yang ia bawa. "Ini utukmu, aku yang membuatnya sendiri tadi," selorohnya sambil memberikan kantung tersebut. Rahee tersenyum menerima dengan riang, menyambut uluran tangan Sean dengan binar haru. Namun, di lain sisi, ia meringis dalam hati. Melihat Seannya yang seperti ini, benarkah bahwa sosoknya adalah seseorang yang keji? "Terima kasih, Sean. Aku menyukai karya tanganmu." Kecupan ringan Rahee daratkan di pipi suaminya. Sean tersenyum, hatinya menghangat. Menyaksikan bagaimana cara Rahee menikmati kue cokelat buatannya. "Kau makan seperti bayi," kekehnya seraya mengusap ujung bi