Seperti sebuah loli, lingkaran warna yang manis tak berujung. Sulit untuk dijabarkan seperti apa definisi dari perasaannya yang tak menentu. Pikiran bercabang antara senang dan cemas. Bersyukur di saat seperti ini apa boleh? "Aku merestui hubungan kalian." Sean duduk bagai patung yang merana. Tatapannya sayu penuh tanda tanya, di hadapan ayahnya ia memohon tanpa kata. Dalam artian tersirat hatinya berdecit mengucapkan rasa terima kasihnya. "Dengan syarat, bawa kemari cucu dan menantuku dengan selamat." Seperti bom atom, kalimat Tuan Oh berhasil meledak dalam rungunya, menjalarkan rasa sesak dan nyeri di saat bersamaan dalam d**a. Tinggal menunggu detik berikutnya, pertahanan yang ia bangun sementara, runtuh bersama jiwanya yang tercenung menikmati setiap titik rasa nyeri. Sean bungkam.