Bab 122. Pengakuan Ihsan

1260 Kata

Ihsan masih dengan sikap tenangnya, dan Dwi yang terkaget-kaget. “Ya, itu Mia,” jawab Ihsan dan dia masih duduk di sofa, memperhatikan Dwi yang berdiri sambil mengamati foto-foto dirinya dengan Mia. “Kami berhubungan dan menjalin kasih, dia … kekasihku,” aku Ihsan. Tangan Dwi gemetar memegang salah satu pigura, Mia yang muda dan seksi, memiliki hidup sempurna, keluarga kaya raya yang dikenal dermawan dan suka beramal. Gadis itu ternyata kekasih Ihsan. “Sudah lama?” tanya Dwi, di tengah pikirannya yang mulai kacau. “Ya, hampir tiga tahun.” “Ihsan?” Dwi berbalik. “Itu artinya …” “Ya, Gilang main gila dengan anakmu, Mia yang sangat kecewa. Mengertilah, Dwi.” “Kamu yang gila, Ihsan.” “Kita semua gila, Dwi.” Dwi menggeleng. “Aku tidak gila sepertimu.” Ihsan tertawa kecil. “Lihat diri

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN