Bab 33. Lebih Baik Mundur

1045 Kata

Ihsan memperbaiki posisi ponselnya sambil menunggu jawaban Belinda. “Aku dan suamiku sedang membangun café kecil di hotel di Uluwatu. Ya, meminta pendapatmu soal desain, bisa lewat pesan?” ujar Belinda. “Ya, bisa,” jawab Ihsan, tapi nada bicaranya tidak bersemangat. “Hei, ada masalah?” “Nggak.” “Haha, hm … perempuan?” Ihsan terkekeh, merasa lucu dengan dirinya yang mendadak tidak bersemangat memikirkan sikap tak acuh Mia di kantor, dan Mia adalah calon menantunya. “Dian?” tebak Belinda lagi. “Atau Yvonne?” “Ah, cukup, Belinda. Ya, masih soal perempuan.” “Hmmm.” Belinda bergumam di ujung sana, menunggu penjelasan Ihsan. “Calon menantuku.” “Aih?” “Mia, dia … calon istri Gilang.” “Affair denganmu." Belinda mencoba menebak-nebak. Ihsan terbahak-bahak, tapi dia tidak tahu kenap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN