Bab 19. Kopi Pahit Dari Ihsan

1088 Kata

Yosi melirik jam tangannya, masih dengan senyum lebarnya, senang membayangkan penderitaan yang nanti dialami Mia dalam beberapa minggu ini, bekerja di sekat ruang yang tidak nyaman. “Hm, ini bukan telat lagi, Sara. Atau … dia yang mungkin malas masuk kerja, karena tahu ruangan nggak enak begini,” ujarnya menduga-duga. Sara mengernyitkan dahinya. “Haha, kamu kangen sama dia?” tanya Yosi dengan nada canda. Sara menggeleng. “Eh, gimana, sudah berhasil deketin camernya Mia?” tanya Yosi lagi, menyinggung Ihsan. Sara menghempaskan napas kesal. “Sudah punya pacar katanya.” “Oh ya? Ah, orang ganteng emang nggak bakal kosong, Sara.” Sara mengangkat kedua bahunya, tidak yakin dengan pengakuan Ihsan. Terlebih, Rita yang menjelaskan bahwa Ihsan hanya menolaknya secara halus. Ihsan tidak benar-

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN