Mia sedikit terkejut, ternyata Ihsan datang dengan beberapa pekerja dan Sindi, atasannya. Sindi tersenyum lebar ke arahnya. Mia langsung berdiri dan ke luar dari sekat ruangnya, lalu menunduk hormat ke Sindi. “Hai, Mia. Mulai besok kamu bekerja di ruangan saya,” ujar Sindi penuh semangat. “Oh, baik, Bu.” Ihsan tersenyum melihat Mia yang patuh, merasa bangga dengan sikap baik gadis itu. “Vina ambil cuti dan dia pulang kampung, dua minggu. Jadi, kamu bekerja mendampingi saya selama itu.” Mia mengangguk lagi, artinya dia tidak akan bekerja satu ruang dengan Sara dan kawan-kawan. Meskipun hanya dua minggu, dia tetap lega, setidaknya dia tidak melihat wajah sinis Sara selama itu. Tak lama kemudian, Ihsan dan Sindi serta dua pekerja lainnya berjalan bersama sambil melihat-lihat keadaan ru

