Mia menghela napas panjang, “Ya, begitulah,” jawabnya. Ihsan mengamati wajah Mia dengan seksama. “Om perhatikan kamu sendirian saja.” Mia berdecak kecil, sejak bertunangan dia seperti kehilangan sesuatu dan dia yang tidak mengerti. “Gilang rajin menghubungimu?” tanya Ihsan kemudian. Mia mengangguk kecil. “Dia sedang ke Surabaya sama mamanya.” "Oh." “Om tahu juga?” tanya Mia saat melihat reaksi Ihsan. “Nggak, kamu pasti tahu kami nggak pernah bicara.” “Ya, dia … bilang nggak suka papanya, maksudku ... papa kandungnya.” Ihsan tertawa kecil, tahu dan mengerti kenapa Gilang tidak menyukainya. Ihsan menyesap kopi pahitnya, bertanya dengan nada pelan. “Malam itu kamu menangis, Om masih penasaran.” Mia menghela napas panjang, tatapannya tertuju ke cangkir keramik teh panas. “Ya.” Dia

