Ihsan mengamati wajah Mia dengan seksama, mengerti Mia yang didera masalah yang cukup pelik, dari soal asmara, pertemanan yang penuh dengan persaingan, dan dia memerlukan dukungan. “Lebih baik kamu fokus bekerja. Sindi cerita kamu pekerja keras dan tulus. Di masa depan karir kamu pasti lebih baik,” ujarnya. Mia terdiam, tapi dia berencana akan menikah dan menjadi ibu rumah tangga yang patuh kepada suaminya, hidup di luar negeri. “Ah, Om lupa kamu yang akan pindah ke luar negeri bersama Gilang,” desah Ihsan kemudian, sambil menatap wajah Mia yang tampak diselimuti keraguan. Mia terlihat jengah kembali diingatkan impiannya bersama Gilang, ragu apakah dia akan melangkah bersama Gilang di masa depan. “Maaf, Mia.” “Nggak apa-apa, Om.” “Om ngerti. Lebih baik fokus dengan apa yang kamu

