Senyum tidak pernah surut dari wajah Mia dan Ihsan senang melihatnya, dia tahu Mia yang merasa sangat bahagia dengan pertemuan ini setelah sekian lama hanya saling sapa jarak jauh, dan itupun bisa dihitung beberapa kali mereka saling kontak, karena kesibukan masing-masing. “Kamu kangen berat, Mia,” ujar Ihsan saat melepas pakaian Mia satu persatu. Dia melihat wajah Mia yang sayu dan tubuhnya yang terasa hangat bergejolak. “Iya, Om. Aku … kangen dimandiin Om Ihsan, sudah lama sekali aku nggak merasakannya.” Wajah Mia terlihat letih, tapi Ihsan tahu Mia yang sangat merindukan sentuhannya. “Mia, hei, jangan nakal,” decak Ihsan, menyentil tangan Mia yang memegang sela pahanya dan mengelusnya, lalu Mia tertawa senang. Mia sudah tak berbaju sekarang, dan Ihsan menyiapkan air rendaman hangat

