Bab 22. Ke Kamar Om?

1007 Kata

“Saya tanya ada apa, dia tidak mau menjawab. Tapi dia tetap bekerja dengan baik,” ujar Sindi lagi. Ihsan mengangguk kecil, ada banyak pertanyaan di benaknya. Napasnya sedikit tertahan membayangkan gadis cantik itu sedih. “Oh, begitu,” desahnya. “Saya perhatikan Mia itu orangnya perasa dan nggak enakan. Saya nggak yakin dia bermasalah dengan kerjaan, dia bekerja cukup baik hari ini. Hm … atau mungkin ada masalah dengan anak Pak Ihsan?” duga Sindi bertanya. Ihsan mendengus tersenyum. “Soal itu saya serahkan kepada mereka berdua. Dua-duanya sama-sama dewasa.” Sindi manggut-manggut, lalu berucap terima kasih karena Ihsan sudah menyelesaikan laporan pekerjaannya hari ini. Setelahnya, Ihsan pamit ke luar. Memikirkan Mia, Ihsan langsung menghubungi Mia sambil berjalan menuju ruang kerjanya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN