Mia menggeleng. “Aku nggak sejauh itu,” lirihnya. “Oh.” Ihsan mengangkat kedua alisnya, sedikit merasa lega. “Tapi dia dan Rita sudah jauh,” ujar Mia pelan, lalu dia meringkukkan tubuhnya, rebah di atas sofa sambil memeluk kedua lututnya. Wajahnya langsung berubah sedih. Ihsan mendekati Mia, duduk di sampingnya. “Kamu suka kamar Om?” tanyanya, ingin Mia berterus terang dengan tenang. Mia mengangguk tanpa bersuara. Ihsan terenyuh melihat Mia. “Ada masalah dengan Gilang?” Mia mengangguk lagi. “Ya.” “Cerita dong.” Mia belum sanggup sepertinya. “Oke.” Ihsan beranjak dari duduknya, mengerti sikap Mia. “Om.” Tiba-tiba Mia menarik tangan Ihsan dan menyuruhnya duduk di dekatnya lagi, sepertinya dia ingin mengungkapkan perasaannya, dan dia yang lebih siap. Ihsan duduk kembali, menepuk

