Jey membawa Nida ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Jey duduk menunggunya di sebelah tempat tidur Nida. Sampai wanita itu terjaga dari pingsannya, Jey segera berdiri untuk mempersilakan Bu Ratmi menemani Nida di dalam ruangan. Jey keluar, pria itu duduk di kursi koridor. Jey menyandarkan kepalanya pada dinding di belakang punggungnya. Ucapan Nida yang menyakitkan masih terngiang-ngiang pada telinganya. Pak Santoso masuk ke dalam untuk melihat keadaan putri mereka, hanya beberapa menit lalu keluar lagi dan duduk di sebelah Jey. “Nak Jey?” Pria itu menyentuh bahu Jey Stefan. “Iya, Pak.” Jey menegakkan punggungnya lalu menoleh ke arah Pak Santoso. “Bapak percaya kamu bisa menjaga Nida. Nida itu sangat keras kepala, dan saat ini sepertinya dia masih terpaku dengan Rafa Hanafi. Ka