“Aku siapkan makan siang di sini ya?” Tawar Nida padanya. Jey menatap ke arah jam dinding, waktu masih belum terlalu siang. “Nggak usah, aku belum lapar. Nanti saja di rumah, kita makan sama-sama.” Jawabnya pada Nida. Sebenarnya Nida belum ingin pulang sekarang, tapi karena Jey mengajaknya pulang sekarang dia tidak punya pilihan selain mengikuti kemauan Jey untuk kembali ke rumah. Jey melihat semburat masam pada wajah Nida beberapa saat yang lalu tepat ketika ia hendak mengajaknya pulang ke rumah untuk makan bersama-sama. Jey segera merogoh saku bajunya, pria itu berpura-pura menerima panggilan. “Nida, aku ada telepon penting, kamu lanjutkan saja pekerjaanmu di sini aku urus ini dulu.” Ucapnya sambil memaksa senyum pada bibirnya lalu pergi begitu saja. Sampai di luar ruangan kerja