“Iya Mas, Nida paham. Mas Jey nggak perlu cemas tentang masalah itu.” Ucapnya dengan suara lembut. Belum sempat duduk di kursi, ponsel dalam saku baju Jey mendadak berdering nyaring. Pria itu segera mengambilnya. Dan matanya melotot begitu melihat nama mamanya tertera di sana. “Siapa Mas? Kelihatannya Mas takut sekali.” Tanya Nida seraya mengukir senyum pada bibirnya, wanita itu berjalan menuju arah meja untuk merapikan buku catering yang berserakan di sana. “Mama, Nid. Aku angkat dulu, ya?” Pamitnya pada Nida. “Iya, Mas angkat saja..” serunya. Jey segera menerima panggilan telepon tersebut. Pria itu menghela napas panjang sambil menghenyakkan tubuhnya di kursi. “Assalamu’alaikum, Ma?” “Waalaikum salam, Jey kamu di mana?” “Jey, lagi di dalam kamar mandi, Ma.” Jawabnya seraya mengg