Pembalasan

1072 Kata
Matahari terasa semakin menunjukkan kegagahannya dengan memancarkan keseluruhan sinarnya. Menimbulkan rasa panas bagi siapa saja yang berjalan di atas bumi tanpa pelindung atau peneduh. Suhu yang panas bertambah semakin tinggi ketika sekarang Jonathan mendapati keberadaan dua mantan kekasihnya sekaligus yang tiba-tiba datang ke tempatnya bekerja. Dari bagaimana cara keduanya berekspresi saja, Jonathan sudah dapat menebak hal apa yang membuat dua wanita yang ia ketahui mempunyai dendam kesumat tersendiri padanya itu mau menemuinya. Amarah yang terpancar dari keduanya jelas menunjukkan jika kedatangan mereka ke sini bukanlah dengan suatu niat yang baik. “Hallo, Pria b******k. Merindukanku?” Callista berujar dengan sinis. Dan jangan abaikan bagaimana caranya menyapa Jonathan. Semakin menunjukkan apa maksud dan tujuannya datang ke toko elektronik ini. Callista sama sekali tidak mau berbasa-basi dengan mantan terburuknya tersebut. Baginya basa-basi hanya pantas diperuntukkan bagi mereka yang tidak terlibat dalam masalah sama sekali. Dan Jonathan jelas adalah sumber masalah dalam hidupnya. Dulu, Jonathan menjadi kekasihnya. Dan dengan tanpa perasaannya pria itu tersebut menjalin kasih dengan wanita lain yang parahnya adalah Fahima yang notabenenya berstatus sebagai sahabat Callista. Dan betapa sakit hatinya Callista setelah mengetahui jika dirinyalah yang menjadi orang ke-tiga dalam hubungan Fahima dan Jonathan. Bahkan, akibat dari kejadian yang sudah berlalu itu masih ia rasakan sampai sekarang. Dirinya dan Fahima masih terlibat permusuhan yang kentara dan tak bisa dipungkiri jika mereka saling memendam rasa sakit hati atas kejadian tersebut. Ingatan-ingatan itu membuat Callista semakin menatap tajam ke arah Jonathan yang tampak menelan ludahnya kasar. “Kenapa kau terlihat kaget? Tidakkah kau ingin menyambutku dan Fahima secara bersamaan seperti dulu kau memacari kami secara bersamaan?” Jonathan dan Bobby sangat kaget dengan kalimat yang dilontarkan oleh Callista. Apalagi Bobby yang langsung dapat menyimpulkan jika dua wanita yang kini ada di hadapannya adalah mantan kekasih dari Jonathan yang sakit hati dan masih memiliki unek-unek yang ingin disampaikan. Sedangkan Jonathan, pria itu menahan napasnya beberapa saat dan tak mampu berkata-kata. Walau ia sudah tahu dan sangat paham akan apa maksud tujuan dua mantan kekasihnya datang, tetap saja ia mencoba untuk mencerna apa yang sedang terjadi. Dan keterdiamannya malah membuat ia tak ubah layaknya orang bodoh. “Sepertinya bicaramu kurang halus, Cally. Lihatlah wajahnya yang bahkan dia tidak sanggup untuk mengatupkan mulutnya.” Fahima menimpali dengan tangan yang ia posisikan di d**a. Bibirnya yang dipoles dengan warna merah menyala mencibir dengan jelas. “Wah, sepertinya ini masalah rumah tangga. Sebaiknya kalian selesaikan dan aku akan masuk ke dalam.” Bobby melempar senyum dan hendak masuk ke dalam. Namun, langkahnya terhenti ketika Callista kembali berujar untuk menahannya. “Kau sebaiknya tetap berada di sini dan simak apa yang akan kami sampaikan karena kau harus tahu dengan siapa kau sebenarnya berteman.” Mendengar hal tersebut Bobby jadi penasaran. Sepertinya ada drama antara mantan kekasih yang sedang berlangsung. Diliriknya Jonathan yang masih terdiam dan tak melakukan apa-apa. Sepertinya pria itu sangat terkejut dengan kedatangan dua mantannya. Bobby akhirnya kembali berdiri dengan tegak di samping Jonathan. “Apa kau tahu dengan siapa kau berteman?’ tanya Fahima dengan salah satu jari telunjuk yang menunjuk ke arah Jonathan tanpa rasa hormat. Bobby mengangguk dengan ragu seraya menggaruk belakang kepalanya. Sedikit kelabakan untuk menghadapi dua wanita marah sekaligus karena sebelumnya Bobby tidak pernah menghadapi wanita marah seperti ini. Apalagi dilabrak mantan, menurutnya itu adalah hal yang sangat memalukan. Callista tiba-tiba menggelengkan kepalanya. “Tidak! Kau pasti tidak tahu jika sekarang kau sedang berteman dengan pria b******k yang tega menumbalkan wanita hanya untuk mendapatkan wanita lain!” Ucapan tersebut membuat Bobby langsung menoleh ke arah Jonathan yang masih diam. Namun, kini matanya menatap kosong ke arah lantai yang ia pijaki sendiri. Bobby kembali menatap ke arah Callista dan Fahima, bibirnya terkulum karena jujur saja ia tidak begitu percaya pada apa yang baru saja ia dengar. Mengingat jika Callista dan Fahima adalah mantan Jonathan yang memiliki dendam, sangat masuk akal bila mereka menjelek-jelekkan Jonathan karena ingin merasa puas. “Kalian tidak bisa mencapnya sebagai pria b******k hanya karena dia yang sudah tidak memiliki hubungan dengan kalian berdua.” Fahima tersenyum ironis seraya maju selangkah. “Sayang sekali kami tidak sedang membicarakan hubungan di antara kami. Kau temannya Jonathan bukan? Aku ingin bertanya apa kau mengenal kekasihnya?” “Namanya Agatha. Aku sempat beberapa kali bertemu dengan kekasih Jonathan tersebut.” “Kau tahu tidak Agatha itu sahabat kami berdua?” sembur Callista, setengah berteriak untuk menunjukkan kekesalannya. Pengakuan tersebut membuat Bobby dapat menyimpulkan sesuatu. Dengan kening yang berkerut ia berkata, “Jadi kalian tidak menerima jika sekarang Jonathan menjalin kasih dengan sahabat kalian, begitu?” Callista dan Fahima rasanya ingin marah kepada Bobby yang dengan seenaknya membuat kesimpulan. Callista yang tidak bisa bersabar lebih lama lagi akhirnya membeberkan semuanya dengan suara lantang. Ia harap dengan melakukan ini maka itu dapat membuat Jonathan malu karena didengar oleh banyak orang, khususnya rekan-rekan kerjanya yang kini sedang memperhatikan interaksi mereka dari dalam. Itu pun jika Jonathan masih mempunyai rasa malu dan harga diri. “Apa kau tahu? JONATHAN SUDAH MENGKHIANATI AGATHA SEBAGAIMANA DIA MENGKHIANATI KAMI DULU!! BAHKAN PARAHNYA SEKARANG DIA MEGORBANKAN AGATHA UNTUK MENYELAMATKAN SELINGKUHANNYA!!” Bobby tampak sangat kaget, ia langsung menoleh ke arah sahabatnya yang semakin terjebak dalam tatapan kosongnya. Untuk mengembalikan kesadaran pria tersebut, Bobby menyenggol lengan Jonathan hingga akhirnya pria itu mau mengangkat wajahnya. “John, apa yang kau lakukan pada Agatha?” Tahu jika tak akan mudah bagi seseorang untuk mengakui kesalahannya, Fahima langsung berseru, “Dia memaksa Agatha untuk menikah dengan orang lain karena jika tidak maka selingkuhannya yang akan menikah. Bahkan sekarang Agatha sudah menikah, dan aku tidak tahu di mana dan bagaimana keadaannya sekarang!!” Hening sejenak setelah Fahima menyelesaikan kalimatnya. Wanita itu sendiri mencoba untuk mengatur napasnya yang tidak beraturan. Bobby terdiam, mencoba untuk mencerna setiap kata yang sangat sulit untuk diserap oleh otaknya. Setelah ia berhasil menarik benang merah dari apa yang disampaikan oleh Fahima, Bobby langsung menatap kembali ke arah Jonathan yang terdiam dan tidak berusaha untuk mengelak. Dari bagaimana Jonathan bersikap saja Bobby sudah dapat menyimpulkan jika apa yang ia dengar adalah sebuah kebenaran. “APA KAU GILA JOHN? TIDAKKAH KAU BISA MELIHAT BETAPA AGATHA SANGAT MENYAYANGIMU?” teriak Callista seakan frustrasi. Ia bahkan maju dan menyerang tubuh Jonathan dengan pukulan yang bertubi-tubi. “Kau memang biadab!!” Tak ingin ketinggalan, Fahima pun maju dan menggunakan kakinya untuk menyerang mantan kekasih terkutuknya. Hari ini, biarkan mereka berdua meluapkan rasa sakit yang mereka terima dulu, juga rasa sakit yang Agatha rasakan sekarang. Tidak ada ampun untuk Jonathan!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN