Nathan melangkah masuk ke rumah keluarga Asti dengan wajah tanpa ekspresi. Suasana ruang tamu yang seharusnya hangat terasa tegang. Asti berdiri di tengah ruangan, matanya memerah, seolah ingin menangis, tetapi ia berusaha keras menahan air mata yang siap jatuh kapan saja. Rara dan Rafan, orang tua Asti, duduk di sofa dengan wajah cemas. Tatapan dingin Nathan menyapu mereka semua, menghentikan waktu sejenak di ruangan itu. “Aku tetap akan bercerai dengan Asti,” kata Nathan dengan nada datar namun tegas. “Dan kalian jangan pernah mengganggu aku atau Juwita lagi.” Asti menggelengkan kepala kuat-kuat. “Nathan, kumohon… Jangan lakukan ini. Jangan tinggalkan aku.” Nathan tidak bergeming. Tangannya yang dingin terasa kaku saat Asti mencoba meraih dan menggenggamnya. “Kita masih bisa memperbai
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari