Juwita menatap jam dinding di kamarnya. Pukul enam tepat. Dengan cepat, ia bangun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi, dan membersihkan diri. Air dingin menyentuh kulitnya, membangunkannya sepenuhnya dari rasa kantuk yang tersisa. Seusai mandi, ia mengenakan pakaian kerja sederhana—blus kusam yang sudah lama tak diganti dan celana hitam yang mulai pudar warnanya. Juwita bekerja sebagai staf di kantor konsultan pajak. Gajinya pas-pasan, hanya cukup untuk kebutuhan dasar. Hidupnya jauh berbeda dari adiknya, Asti. Orang tua mereka selalu memanjakan Asti, bahkan menghadiahkan sebuah butik yang kini menjadi sumber kemewahannya. Tidak seperti Juwita, Asti hidup dalam kenyamanan tanpa perlu khawatir soal uang. Saat Juwita membuka pintu kamarnya, ia langsung disambut tatapan sinis dar