Cahaya matahari pagi perlahan masuk melalui celah tirai kamar, membelai wajah Nathan yang masih terlelap. Asti sudah terbangun lebih dulu. Ia duduk di tepi ranjang, memandangi wajah suaminya yang tampan. Dalam keheningan pagi, Asti merasa ada sesuatu yang kosong di antara mereka, tetapi ia berusaha menepis perasaan itu. Nathan, meski dalam tidurnya, tetap terlihat menawan di mata Asti. Senyum kecil muncul di wajahnya, dan ia ingin membangunkan suaminya dengan lembut, atau mungkin sekadar mencium keningnya. Namun, sebelum ia sempat melakukannya, Nathan membuka matanya. Tatapan Nathan bertemu dengan mata Asti. Namun, tatapan itu dingin, tanpa kehangatan. Ia tidak menunjukkan emosi apa pun, hanya menatap datar. Asti tetap tersenyum, mencoba menyembunyikan rasa tidak nyaman yang mulai