Arini menarik napas dalam setibanya di depan rumah orangtua Aldo. Ada takut yang menyusup hatinya. "Kita sudah sampai, tunggu sebentar ya!" Aldo keluar dari mobil dan berputar ke kabin Arini. "Yuk, turun." ujarnya. Pelan, Arini turun dari mobil, ia gugup, sangat gugup. "Sayang, kenapa diam, ayo masuk!" ajak Aldo melihat Arini berhenti melangkah. "E...." Arini tersenyum kikuk, dadanya bergemuruh. Ada rasa takut di hatinya. Bagaimana jika mertuanya tidak suka padanya? "Kak Aldo... aku takut!" bisiknya. "Sayang, kamu itu istri aku. Bukan calon istri. Kita sudah menikah, apa lagi yang kamu takutkan? Ayo masuk!" Aldo menarik lembut tangan Arini. "Assalammualaikum," ujarnya sembari membuka pintu. Sepi. Tidak ada orang yang menyambut kedatangan keduanya. Arini menggenggam erat j