"Sayang, kamu pulang duluan, ya? Aku masih harus menyelesaikan urusan di kantor," Arini tertegun menatap Aldo. Ada sedih dihatinya karena tidak di libatkan untuk mencari jalan keluar masalah yang sedang di hadapi perusahaan. Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin dia mengajukan diri minta di libatkan. Dengan terpaksa Arini menganghuk, ada guratan getir di wajahnya. Tapi Aldo tidak lagi bisa melihat itu karena terlalu fokus memikirkan masalah perusahaan. Setelah mencium punggung tangan suaminya, Arini pergi. Bahkan Aldo tidak mengantarnya walau sampai di depan pintu kantor. Arini mencoba menguatkan hatinya. Mungkin karena banyak masalah, Aldo tidak terpikir untuk melakukannya. Pikirnya. Arini memilih menggunakan kreta karena lebih cepat. Ia berjalan kaki menyusuri jalan raya menuju s