Pria yang Hilang

1837 Kata

“Dengan dia gak minta tidur bareng lo aja udah nilai plus-plus, tau, An. Padahal lo tinggal di rumah bekas neneknya, terus dia tiap minggu ke sini jengukin anak lo. Banyak hal positif dari dia,” ucap Cici sambil menggigit potongan stroberi dari piring buah di tengah meja taman. Lampu-lampu taman kecil berkelap-kelip di antara semak lavender, udara malam Chartres lembut dan harum. Renzo yang duduk di sebelahnya mengangguk, menyandarkan tubuh di kursi rotan. “Gue aja, ya, kalau lima tahun dampingin cewek tapi gak dapet apa-apa itu rugi banget, sumpah. Lo tuh beruntung, An. Mending terima aja lamarannya. Lagian gak langsung nikah ‘kan? Biar nanti kalau gue nikah sama Annie, lo udah punya gandengan. Gak bisa tuh datang sendirian ke acara gue.” Cici langsung menoleh cepat. “Eh, lo jangan ngom

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN