Lembaran Kehidupan

1848 Kata

Lima tahun kemudian. Chartres kini menjadi saksi kehidupan baru yang Antika bangun dengan tenang dan dengan segalanya yang ia rawat dari serpihan masa lalu. Rumah batu peninggalan Madame Dufresne berdiri anggun di tepi jalan Rue de la Tonnellerie, dikelilingi taman lavender dan jendela besar menghadap katedral tua. Di sanalah Antika hidup bersama putranya, Khairel Nagantara, bocah empat tahun setengah dengan mata hitam legam dan rambut sepekat arang. Diam, tenang, tapi berani, Khairel bukan tipe anak yang banyak bicara, melainkan pengamat kecil yang selalu tahu kapan harus tersenyum dan kapan harus menatap dunia dengan serius. Dalam tiap garis wajahnya, Antika melihat bayangan yang ia coba lupakan yaitu Nagara. Senyum itu, caranya menatap tajam, bahkan lekuk bibir yang sama. Seolah Tuhan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN