“Tidak langsung menikah juga, tapi tunangan,” ucap Eyang Ratna sambil mengaduk sayur lodeh di panci besar. Uap hangat memenuhi dapur tengah yang luas, bercampur aroma santan dan serai. “Lebih baik bagi kamu memiliki pendamping yang bisa menuntun. Renzo tinggal wisuda, lalu dia akan melanjutkan spesialis jantung. Ah iya, dia juga punya rumah sakit di Bandung. Akan bagus kalau nantinya kamu tinggal di sana setelah menikah. Mendampingi Renzo sekaligus menempati rumah lama Eyang. Kembali menempati tanah Pasundan itu sangat cocok untuk kamu.” “Tunangan? Bulan depan? Eyang serius?” Ratna menoleh sekilas, masih tenang. “Ya, kenapa tidak? Kalian bisa saling mengenal dulu. Lagipula Renzo anak yang baik dan menurut pada kakek-neneknya. Kamu juga harus belajar begitu.” “Belajar nurut sama orang la

