Bab 18. Ayo Menikah, Ndut

1338 Kata

“Kenapa disini malam-malam? Udaranya sangat dingin.” Pelukan Matthias semakin erat bersamaan kecupan manis pada rambut Zoya yang masih setengah basah. Semerbak mawar dari tubuh Zoya semakin kuat membuat debar jantungnya tak karuan. Beberapa hari keduanya tidak bertemu membuat kerinduan dalam diri Matthias semakin merajalela. Ditambah pertemuan terakhir mereka terjadi hal yang kurang menyenangkan. “Kak Matty masih di rumah? Aku pikir sudah ke Bali bersama yang lain.” Zoya menyahut kaku, ingin melepaskan tangan Matthias namun pelukan itu sangat erat. “Mana mungkin aku akan membiarkan wanitaku pergi ke sana sendiri? Kita berangkat bersama besok,” jawab Matthias yang kini menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Zoya. “Lagipula kau yang mengundangku bukan?” bisik Matthias mengecup bahu Zoy

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN