Brama berhenti sejenak, lalu kakinya kembali mengayun. “Gilang! Keluarkan mobilnya lagi!” teriak Brama. Stevie mendesis seraya menahan rasa tidak nyaman di pinggangnya. Meskipun begitu, ia mengulum senyum. Ia sudah berhasil membuat huru-hara dengan dramanya tanpa harus menunggu saat acara doa nanti. Nawa menatap sambil bersungut-sungut. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, tidak habis pikir dengan sikap sang suami yang dinilai tidak masuk akal. Di mana Brama yang biasanya selalu membelanya? Kenapa sekarang kembali termakan dengan hasutan Stevie? “Satu.” Nawa mulai menghitung. Jika sampai hitungan sepuluh dan Brama tetap memilih percaya dengan sandiwara Stevie, ia akan mengambil tindakan tegas. Entah apa nanti. Pergi dari rumah misalnya. Gilang melaksanakan titah sang majikan. Ia kembal

