Meregang Nyawa

1328 Kata

“Alihkan perhatiannya dulu. Saya akan sampai sebentar lagi. Saya ingin menjadi orang pertama yang meremukkan tengko*rak kepalanya.” Brama berbicara penuh penekanan. Katakanlah Brama egois, tidak mementingkan keselamatan Nawa, atau apalah itu. Sebenarnya bisa saja ia menyuruh anak buahnya menyerang Frengki terlebih dulu. Namun, ia tidak ingin itu terjadi. Brama ingin menjadi orang pertama yang melihat wajah pias Frengki saat kepergok nanti. “Baik, Sir.” Gilang membanting vas bunga yang ada di ruang tamu. Setelah itu, ia kembali bersembunyi. “Anj*ng! Siapa sih yang dari tadi membuat kekacauan!” pekik Frengki setelah keluar dari kamar. “Apa jangan-jangan di rumah ada orang?” Frengki menyisir semua ruangan dan tidak mendapati siapa pun. “Atau jangan-jangan ada orang yang mengikutiku?” G

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN