“Kenapa kamu bisa ada di sini?” Alaric menatap Ella horor. “Aku kan sudah bilang, kamu nggak boleh keluar rumah tanpa izinku.” Senyum sinis terbit di bibir Ella. “Makanya cek hpmu. Aku sudah kirim pesan, tapi ternyata kamu sibuk kencan sama perempuan lain,” sindirnya ketus. Tatapan Alaric menggelap seketika. Sementara Melinda justru tersenyum jumawa. “Jaga mulutmu, El.” Alaric mendesis kesal. “Atau?” tantang Ella. “Kamu mau menciumku di depan umum begini? Aku nggak yakin kamu berani.” Seandainya hanya ada Melinda di sana, Alaric jelas berani melakukannya. Tapi tempat mereka terbuka untuk semua pengunjung restoran, jadi ia tak mungkin mencium Ella di sana. Maka Alaric berdiri dan menarik Ella ke tempat yang lebih sepi di luar restoran. Ia tak memedulikan seruan Melinda yang menyuruhny