“Lepas!” Ella memberontak, ingin melepaskan diri dari Alaric. Tapi pria itu merengkuhnya sangat erat, membuatnya kesulitan bergerak. “Jangan pergi lagi.” Alaric berbisik lirih, suaranya sarat akan kerinduan. “Bilang, El, aku harus gimana biar kamu kembali ke rumah. Aku nggak bisa hidup tanpamu, El.” Mendengar suara Alaric yang begitu sedih dan putus asa, perlahan-lahan Ella membalas pelukan itu. Ia membenamkan wajahnya di d**a Alaric, membiarkan hangat tubuh sang pria melingkupi dirinya. Terus menyusup hingga ke dadanya. Ella memejamkan mata, membiarkan perasaan di dadanya meleleh. Barulah ia menyadari betapa ia amat merindukan pelukan Alaric, hangat tubuhnya, dan aroma khas pria itu. “Aku kangen,” lirih Ella dengan suara tercekat, menahan tangis yang siap membuncah. Rengkuhan Alaric