Keesokan harinya, Bani lagi-lagi menghabiskan waktu merokoknya di halaman belakang bersama Farhan. Sambil melepuskan asap beracun dari mulutnya, Bani akhirnya memanggil Farhan. "Han," panggilnya. Farhan mengernyit sambil menolehkan kepalanya ke arah Bani. Mereka memang kerap kali merokok bersama akhir-akhir ini. Tapi Bani yang mengajaknya mengobrol bisa dihitung dalam hitungan jari. Paling hanya sekedar menanyakan tugas atau pinjam korek. Dan kalaupun mereka ngobrol sudah pasti Farhan yang memulai duluan. Intinya sih begitu. Jelas sekarang Farhan bingung karena Bani memanggilnya. "Kenapa?" tanyanya. "Lo dari kapan temenan sama Dinda?" tanya Bani tanpa memandang ke arah Farhan. Cowok itu malah melihat kepulan asap rokok yang baru saja dia hembuskan. "SD. Kenapa emang?" tanyanya bingung