bc

Atasanku Cinta Pertama

book_age18+
223
IKUTI
3.9K
BACA
HE
kickass heroine
heir/heiress
sweet
mystery
loser
secrets
assistant
like
intro-logo
Uraian

Illeana Fagrethia tak menyangka akan menjadi bawahan William Alexander yang dulu dikenalnya, bahkan mereka berhubungan baik sebelum akhirnya Illeana pergi meninggalkan William tanpa pamit karena kesalahpahaman yang diucapkan pria itu.

Kembali bertemu dalam sepuluh tahun, tapi keduanya memiliki pasangan masing-masing. Namun, tanpa bisa dipungkiri perasaan yang terpendam itu memberontak. William mencari tahu perasaan Illeana terhadapnya, tapi semakin dia menggali semakin terungkap fakta dan alasan kepergian Illeana. Bagaimana kisah mereka dalam mengungkapkan perasaan yang tersimpan? Apakah keduanya memiliki rasa yang sama atau tidak?

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Pertemuan Tak Terduga
“Waktu adalah sesuatu yang misterius, bukan? Waktu mampu mengembalikan sesuatu yang hilang, mengobati luka, dan mengulang kenangan. Ketika aku pikir kisahku telah usai sepuluh tahun sejak aku memutuskan pergi, ternyata waktu membawaku pada sebuah moment yang sama sekali tak pernah aku harapkan, justru momen yang paling aku hindari.” Gadis itu terdiam ketika seseorang memasuki ruangan. Langkahnya mantap, dengan postur tinggi, perawakan tegap. Pesona yang berhamburan, bak ada slowmotion atau lampu menyorot ke arah gadis itu berada, Alih-alih senang, gadis itu justru menahan napas, berdoa dalam hati dia sama sekali tidak ada di ruangan minimalis berdinding kaca, berlatarkan langit cerah di pagi hari dan bangunan tinggi pencakar langit. Kelopak mata gadis itu mengerjap ketika sosok pria itu berdiri di hadapan, hanya terhalang meja. “Illeana?” Suara seseorang menyebut nama gadis itu, membuyarkan seluruh lamunan dan dimensi ruang di mana jiwanya hendak melarikan diri ketika mengenali sosok pria itu. Yang namanya disebut menggerakkan leher dengan kaku pada wanita anggun yang duduk di sofa lain itu dengan tatapan heran tertuju pada gadis bernama Ileana itu. “Perkenalkan, dia adalah direktur pelaksanaan, sekaligus putra tunggal saya,” ujar wanita itu memperkenalkan dengan senyum bangga tercetak di bibir yang berpoles liptink mate. “Ah, halo.” Illeana tergagap bangun dari duduk untuk memperkenalkan diri. Tubuh Illeana terasa terbakar oleh tatapan yang sama sekali tak sedetikpun teralih darinya. Sorot mata yang penuh kemarahan sekaligus kerinduan. “Halo. Aku William Alexander, Direktur Pelaksanaan sekaligus calon CEO masa depan. Senang bertemu denganmu, Illeana Fagrethia, desainer perhiasan yang karyanya terkenal,” kata pria itu panjang lebar dengan senyuman dingin yang dipaksakan. Sekali lagi, Illeana terdiam. Jantung yang berdetak kencang, keringat dingin membasahi telapak tangan. Perhatian Illeana jatuh pada uluran tangan pria itu. Sosok yang jauh berbeda dari yang terakhir kali Illeana temui. Gadis itu sama sekali tak menyangka akan kejutan ini yang tidak lucu. Entah mengapa rasanya udara kian menipis di sekitar. Melihat Illeana diam, wanita anggun yang merupakan pimpinan perusahaan Virs Group sekaligus ibu dari William Alexander itu bingung melihat sikap gadis itu. Berbeda dengan sang putra yang menatap lekat Illeana seolah gadis itu adalah tawanan. Tatapan dingin nan menusuk itu terdapat rindu yang membara. “Illeana?” Sekali lagi wanita itu menyebut nama sembari menyentuh lengan Illeana. Sentuhan itu kembali menarik Illeana dari kerterdiaman karena shock melihat William di hadapan. “Sungguhkah ini dia?” batin Illeana terguncang. “Halo. Senang bertemu dengan Anda. Saya Illeana Fagrethia, Direktur,” kata Illeana dengan suara tercekat. Mau tak mau Illeana membalas uluran tangan pria itu yang masih menunggu. Ketika akhirnya dua tangan itu saling bertaut, Illeana bisa merasakan William meremas tangannya erat, menyalurkan rindu yang terasa begitu berat, amarah yang membara, dan perasaan yang tertahan. Illeana mengangkat pandangan, menatap lekat pada sepasang iris hitam kelam milik pria itu yang menatap tanpa berkedip. Tatapan itu seolah menarik Illeana pada sebuah dimensi kenangan. William yang berdiri di depan Illeana jauh berbeda dengan sosok pria yang dikenal gadis itu sepuluh tahun silam. Merasakan sakit di tangan karena William terlalu erat memegangi, Illeana berusaha melepaskan jabat tangan mereka tapi pria itu jelas menolak. Bibir Illeana bergetar, d**a sesak. Apa yang salah dengan pria itu? Apakah kepergian yang tanpa pamit itu memberi efek yang buruk atau ada hal lain di balik kisah sepuluh tahun ini? William terasa asing, tapi juga seperti yang dikenal Illeana. “Baiklah. Ayo, kami akan memperkenalkanmu pada yang lain, Illeana.” Andai saja wanita yang sejak tadi berada di sana itu tak berkata demikian, tangan Illeana sudah pasti akan menjadi korban pelampiasan kecamuk perasaan pria itu. Illeana terselamatkan karenanya, dan segera bergegas pergi mengikuti wanita itu, meninggalkan William yang tetap di tempat dengan ekspresi tak tergambarkan. “Kau tampak baik-baik saja?” Suara itu menginterupsi langkah Illeana yang hendak ke toilet setelah perkenalan dengan rekan baru. Illeana mengarahkan pandangan ke samping, di mana William berada, bersandar pada dinding dengan ekspresi datar. “Seperti yang kau lihat,” kata Illeana. Tatapan William semakin tajam. Illeana tak ingin berlama-lama dengan pria itu dan melanjutkan langkah yang tertunda tapi William meraih tangan gadis itu paksa. “Ikut aku!” tegas pria itu. Illeana menolak, dan berontak tapi semakin gadis itu berontak, semakin kuat cekalan tangan William di tangan Illeana. “Lepaskan aku!” Illeana menyentak kasar tangan itu dan memegangnya kesakitan lalu menatap William. “Apa yang kau lakukan? Tidakkah kau sadar apa kalau ini –“ Tak sempat menyelesaikan ucapan, tubuh Illeana terdorong ke dinding. William kembali mencekal tangan gadis itu kuat, menghimpit tubuh Illeana yang berusaha berontak. “Kenapa? Bukankah kau kembali untuk itu, hah?” kata William dingin. “Untuk apa? Kau pikir aku tahu kalau kau ada di sini? Tidak. Asal kau tahu saja, aku tak berniat bertemu lagi denganmu. Tapi sepertinya itu percuma sekarang,” balas Illeana marah. Napas gadis itu memburu matanya balas menatap William. “Lantas kenapa kau di sini?” “Untuk bekerja. Untuk memenuhi tugasku sesuai kontrak. Kenapa? Kau tidak ingin aku di sini? Lepaskan aku!” sentak Illeana. Tapi William kian mengunci tubuh Illeana ke dinding. “Lalu, kenapa kau pergi?” William bertanya. Kali ini Illeana diam. Kenapa pergi? “Jawab aku!” kata William menekan emisnya. “Apa pedulimu?” jawab Illeana. “Itu bukan urusanmu. Jadi berhenti bersikap kasar, kau b******n!” Seharusnya Illeana tak perlu mengatakan itu bila sikap William semakin kasar saja kali ini yang menjadi sasarannya adalah bibir Illena. William dengan paksa memagut bibir itu kasar dan Illeana berusaha menjauhkan diri. Tak mungkin melepaskan diri dari William yang tampak begitu marah, Illeana akhirnya memilih diam, membiarkan pria itu bermain dengan bibirnya. “William?” Seseorang menyebut nama pria itu. Pria itu diam ketika mengenali suara itu. Illeana juga ikut terdiam, tapi itu kesempatan untuknya pergi dari sana. Sebelum pergi, gadis itu menatap marah pada William, tatapan yang mengobarkan sebuah kebencian dan kemarahan sekaligus kesedihan. Setelah itu Illeana mendorong kasar d**a William dan pergi dari sana. "William!" Suara itu menghentikan pergerakan William yang hendak menyusul Illeana. Perasaannya jadi tak keruan, tapi langkah kaki yang mendekat itu membuatnya tak bisa menyusul gadis itu. Masih ada banyak hal yang ingin sekali William tanyakan pada gadis itu yang telah lama ditunggunya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Nona-ku Canduku

read
97.9K
bc

MENIKAHI PAPA MANTAN PACARKU

read
6.2K
bc

Pemuas Hasrat Mantan Suami

read
51.6K
bc

SEXY DEVIL UNCLE

read
18.2K
bc

HASRAT MERESAHKAN

read
139.6K
bc

Ayah Tiriku Sugar Daddyku

read
46.2K
bc

Menjadi Istri Tuan Revan

read
108.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook