78 - Sudut yang Berbeda

1753 Kata

Pramana menyapa beberapa orang yang ia lewati dengan ramah sebelum kemudian menghilang di balik pintu sebuah ruangan, di lantai delapan gedung kantor mahkamah agung. Seorang wanita yang berpenampilan menarik dan rapih terlihat berdiri, kedua tangannya bertumpu pada meja yang ada di hadapannya. Bibirnya tersenyum, mengangguk ke arah Pramana. “Ada yang bisa dibantu, Pak?” “Nggak usah terlalu formal.” Pramana mengibaskan tangannya, menyuruh wanita itu duduk. “Ayah ada di dalam?” “Ada.” Wanita itu mengangguk. Kemudian beranjak keluar dari balik meja. “Sebentar saya…” “Nggak usah.” Potong Pramana cepat. “Saya langsung masuk saja.” “Anu…” Wanita itu bergerak cepat, menghadang langkah Pramana. “Bapak berpesan, kalau Pak Pramana ke sini sebaiknya minta izin beliau dulu sebelum masuk.” “Begi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN