85 - Mengakui Kesalahan

1803 Kata

Nera dan Fatih celingukan. Mereka baru saja tiba di halaman depan lapas. Tadi, setelah menghabiskan es krim mereka, Nera iseng mengajak Fatih mampir ke lapas. Bagaimanapun, ia ingin melihat kondisi ayahnya. Di luar dugaan, Fatih setuju. Sekalian cari pengalaman membesuk tahanan, katanya. “Kamu bawa KTP?” tanya Fatih, masih di dalam mobil. “Bawa. Kenapa?” “Ya, siapa tahu bakal diminta tanda pengenalnya.” Fatih mengedikkan bahu. “Ayo masuk?” “Iya.” Bersamaan, keduanya keluar dari mobil Fatih. Berjalan canggung menuju gedung yang amat asing bagi mereka. Seorang polisi menyambut mereka. Tidak terlalu ramah seperti para kasir swalayan atau teller bank, tapi cukup informatif. Memberitahu mereka tata cara membesuk tahanan dengan baik. Sepuluh menit kemudian, Nera dan Fatih sudah duduk menu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN