Sejak tadi pagi, aku terus saja melihat ponselku. Tapi tetap, tidak ada satupun panggilan maupun pesan dari Mas Reiga. Apa-apaan dia ini, seharusnya yang marah ‘kan aku? Ini justru dia, yang balik ambekin aku. Karena tidak dapat fokus bekerja sejak pagi, aku memutuskan untuk beristirahat sebentar di kamar yang ada di dalam ruanganku. Sejak tadi, aku berusaha menciptakan menu dessert baru namun semuanya gagal. Dari aku salah memasukkan bahan, atau aku lupa takaran. Membuat semua masakanku, tidak layak di makan. Karena, rasanya yang mengerikan. Ini semua gara-gara, siapa lagi? Kalau bukan Mas Reiga! Aku menggeliat, saat terbangun dari tidur siangku. “Uhhh ... enak banget tidurku, sampai lupa waktu.” Aku terkekeh, sendiri. Dengan kelakuanku, bisa-bisanya tidur di saat jam kerja. Saat aku

