Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, aku masih terus menghindari Mas Reiga. hal seperti kemarin memang bukan pengalaman pertamaku, namun tetap saja aku merasa sangat malu. Bunda Aisyah semalam menelepon, menyuruh aku dan Mas Reiga untuk segera melakukan fitting baju. Setelah rencana minggu lalu batal, karena kesalah pahaman yang terjadi. Tadi Mas Reiga mengirimkan pesan, jika bisa fitting di pagi hari. Karena siang sampai malam, ada meeting di luar kantor. Aku menyesuaikan saja dengan jadwalnya, karena memang pekerjaan ku sedang santai. “Mbun aja buka intu, Buk,” teriaknya, dengan berlari ke arah pintu utama. Dia tau juka pagi ini, Mas Reiga akan ikut sarapan di sini. Jadilah sejak tadi, dia sibuk membantuku menyiapkan sarapan. Bukannya membantu, tapi justru Embun sedikit membuat