Taksi yang dinaiki Bella baru saja tiba di depan pintu pagar rumahnya. Terhenti sebentar di tepi jalan, Bella melihat seorang abang bandrek keliling menjajakan dagangannya. "Bang!" panggilnya, lalu berjalan mendekati gerobak yang sedang mangkal 20 meter darinya. Cuaca cukup dingin. Malam terasa panjang dan bisa dinikmati dengan secangkir bandrek dan juga pao isi kacang merah. "Bandreknya satu, pao-nya yang kacang merah dua, cokelat satu, ya!" "Iya, Mbak!" Sembari menunggu, Bella menatap bangunan tinggi rumah yang ditinggalinya selama ini. Rumah itu terasa asing dan mengingatkannya pada Rion. Hanya tinggal sendiri, mengisi hari ditemani sepi. Tak jauh di sana, sepeda motor yang dikendarai Reval berhenti setelah menguntit Bella sepulang dari apartemen Ken. "Di sini, ternyata!" Selesa