54. [Bukan] Malam Terlarang

2038 Kata

Ranti membawakan secangkir teh ke lantai atas, lalu membuka pintu kamar Rion. Putranya itu menunda membuka kancing kemejanya, lalu duduk dengan sopan. “Ini, Rion. Tehnya.” Rion tersenyum, menerima kebaikan hati sang ibu yang begitu dadakan. “Makasih, Ma.” “Mau makan malam sekarang?” “Nanti aja, Ma. Udah makan, sih, sore tadi.” Ranti menyimpan senyum untuk memulai rencana liciknya. Sempat dia mengintip untuk melihat putranya itu menyesap teh tanpa ragu. Bukan racun atau hal memabukkan, hanya sedikit ramuan kecil untuk membangkitkan gairahnya di malam mendung ini. “Selamat menikmati waktumu, Sayang.” Gegas Ranti pergi ke lantai bawah untuk menjemput putrinya itu. Sejak tadi Naina terlihat malu, menyilangkan tangannya di d**a, atau menarik bagian bawah gaun tidur itu. Ditarik di bagia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN