Hanum menyibak tirai dan melihat mobil masuk ke halaman rumah. Hanum merapikan diri dan bersiap menyambut suaminya yang baru pulang dari kantor. Keenan terlebih dahulu mengejar sang ayah. “ Papaaa...” teriak Keenan. Bahran merunduk menyambut anaknya yang berlari ke arahnya. “ Mama..ahaat, nggak mau gendong Keenan “ adu bocah itu sambil melihat ke arah ibunya. Bahran menatap iba istrinya yang terlihat bersedih karena ucapan sang anak. “ Mama masih sakit sayang “ ucap Bahran sambil menggendong anaknya. Hanum mengusap matanya. Sampai saat ini ia masih merasakan nyeri di tangannya bekas luka tembak yang dilakukan Cintia. “ Maaf kan mama nak “ ucap Hanum sambil mengelus kepala Keenan. Bahran mengusap mata Hanum. “ Jangan nangis.., itu bukan salah kamu dek “ Ia mencium puncak kepala Han